Thursday, May 04, 2006

sepenggal kisah seorang istri

aq seneng baca artikel / konsultasi masalah keluarga dari beberapa situs islami, salah satunya yang di bawah ini saya kutip dari eramuslim. sungguh betapa berat ujian bagi ibu ini..membuat saya tertegun, apakah emg semua laki2 seperti itu..
memulai ketidak jujuran, perselingkuhan, lepas tangan dan tanggung jawab.. tapi aq yakin tidak. masih banyak lelaki yang bertanggung jawab, yang bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya sebgai seorang suami / kepala keluarga dengan baik. dan aq akan menjadi salah satunya..kelak

post aja comments kamu di sini, saya pangin tahu jika anda yang menjadi Ibu itu, apa yang akan kamu lakukan..



Seorang suami yang tidak jujur

Ass. Wr.Wb.

Saya berusia 31 th. anak saya 2, sekarang saya sedang hamil 3 bulan. Saya mempunyai usaha sendiri di bidang komputer, begitu pula dengan suami. Semua berawal ketika saya membaca email suami dari wanita lain teman chating. Ketika saya tahu itu, gelap hidup saya, Bu dan rasanya saya ini rendah dan tidak percaya diri, suami meninggalkan saya. Ketika pulang saya telusuri ternyata tidak dengan satu wanita saja, Bu. Untuk kesempatan chating saya pun bisa melakukannya, namun kenapa saya tidak bisa? Karena itu bukan diri saya dan bertentangan dengan hati saya.

Suami mengaku semua dan minta maaf sampai menangis sesegukan, itu terjadi karena alasan kami sering bertengkar. Ibu, pertengkaran sebenarnya terjadi karena tindakan suami yang selalu memutuskan segala sesuatu terlalu berani dan sering tidak diskusi dengan saya. Pembelian rumah tanpa sepengetahuan saya, membeli sesuatu tanpa memperhitungkan kemampuan akhirnya hutang bertumpuk sampai ke ibu dan kakak saya. Sakit hati saya tapi saya masih mau memperbaiki semua.

Kami sempat menikah lagi karena suami sempat menulis menceraikan saya di atas materai. Tapi kini ketika saya hamil dan ada masalah kecil dia pergi tidur di luar. Ibu, kepercayaan saya hilang, suami seperti tidak merasa bersalah dan cenderung menganggap segala sesuatu saya yang menyebabkan. Saya hamil dan mengasuh dua orang anak saya. Saya bekerja di ruko yang kami tempati dan ruko masih dicicil di bank. Kadang saya yang membayar kadang suami, tapi semua itu dijadikan alasan untuk saya tidak menerima uang belanja. Bayar sekolah anak, kebutuhan keluarga saya yang menangung.

Sekarang saya sepertinya kalah, Bu, dengan kondisi saya sekarang saya bisa apa? Saya memutuskan untuk berpisah. Saya sekarang dihantui dengan masalah seperti ini dan suami tidak pulang, perselingkuhan, putus asa saya bu. Alasan sekarang saya tidak memperhatikan keluarganya. Perlu ibu ketahui keluarga saya tidak pernah dihormati dia, tapi saya tahan karena kakak saya bilang yang penting keutuhan anak dan suami. Ibu bapak serta saudara sementara ngak perlu diperhatikan. Ibu tolong dijawab apa yang mesti saya lakukan. Saya benar-benar tidak punya semangat hidup, Bu.

Wassalaamu'alaikum,

No comments: